LKPD/LKS NEW NORMAL PJJ DARING SEMESTER GANJIL
Oleh: Rina Mulati, S.Pd.
"Syarat Prestasi Tinggi Budi Pekerti"
LKPD/LKS NEW NORMAL PJJ DARING SEMESTER GANJIL
Oleh: Rina Mulati, S.Pd.
LKPD/LKS NEW NORMAL PJJ DARING SEMESTER GANJIL
PERTEMUAN KESEMBILAN
Oleh: Rina Mulati, S.Pd.
– Mata Pelajaran : IPS – SOSIOLOGI.
– Materi : BAB 2 Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial.
– Sub Materi : B. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pembentukan Lembaga Sosial.
– Halaman : 94 – 96
– Kelas/Semester : 7 (Tujuh)/1 (Gasal).
– Tahun Pelajaran : 2021-2022.
– Pembina : Ibu Rina
– Alokasi Waktu : 2 x 30′ atau 2 jampel.
A. Materi.
– Interaksi Sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial.
– Interaksi Sosial berpengaruh besar terhadap terbentuknya lembaga sosial
masyarakat yang bersangkutan.
– Melalui interaksi sosial, manusia saling bekerjasama, menghargai, rukun, dan
gotong royong.
– Sikap-sikap itu menciptakan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan dan
bermasyarakat yang mendorong munculnya lembaga sosial.
– Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pembentukan Lembaga Sosial adalah interaksi
sosial manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup akan membentuk lembaga sosial.
– Setiap masyarakat mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok yang bila dikelompokkelompokkan terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan (Soerjono Soekanto,
dalam Sosiologi Suatu Pengantar, 2013).
– Berkumpulnya manusia membentuk pergaulan menghasilkan kelompok sosial yang
hidup bersama. Keadaan ini membutuhkan aturan.
Dari situlah lahir lembaga. Lembaga sosial terbentuk akibat dari adanya berbagai
aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan melalui interaksi sosial.
– Fungsi lembaga-lembaga sosial di sini adalah untuk memenuhi berbagai kebutuhan
atau berbagai keperluan pokok kehidupan manusia.
KESIMPULAN:
1. Interaksi sosial adalah syarat utama dalam pembentukan suatu lembaga dalam
masyarakat.
2. Interaksi sosial berpengaruh besar terhadap terbentuknya lembaga sosial
masyarakat yang bersangkutan.
3. Lembaga sosial tercipta dari adanya keteraturan dan ketertiban serta norma-norma
yang berlaku di kehidupan masyarakat.
4. Sikap-sikap saling bekerjasama, menghargai, rukun, dan gotong royong adalah
bentuk interaksi sosial manusia.
5. Semakin kompleks kehidupan suatu masyarakat, maka lembaga sosial yang
dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan bersama akan semakin
kompleks.
6. Lembaga sosial merupakan wadah pemenuhan kebutuhan hidup manusia sesuai
dengan kelompok-kelompoknya.
B. Tugas.
01. Silakan berdoa dulu sesuai dengan agama dan kepercayaan kalian masing-masing.
02. Siapkan Buku Paket IPS Kelas 7. Baca Bab 2 halaman 94-96.
03 buat kelompok dengan anggota 4 orang
Kelompok 1
Absen 1-4
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Keluarga
Kelompok 2
Absen 5-8
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Pendidikan
Kelompok 3
absen 9-12
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Ekonomi
Kelompok 4
Absen 13-16
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Agama
Kelompok 5
Absen 17-20
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Keluarga
Kelompok 6
Absen 21-24
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Pendidikan
Kelompok 7
Absen 25-28
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Ekonomi
Kelompok 8
Absen 29-32
tentang Pengaruh Interaksi social terhadap pembentukan Lembaga Agama
04. Tulislah tugas kalian itu di Buku Tugas atau di lembar kertas folio bergaris.
05. Kalian bisa menggunakan pensil atau spidol warna-warni untuk memperindah hasil
karya kalian.
06. Selamat Mengerjakan dan Semoga Sukses.
07. Jangan lupa untuk mengisi daftar absen WAG Kelas.
08. Ibu tunggu hasil karya tugas kalian pada saat tatap muka
09. Tetap patuhi Protokol Kesehatan (PROKES)
10. Stay Healthy, Stay Safe, and Stay at Home.
Oleh: Rina Mulati, S.Pd.
– Mata Pelajaran : IPS – SOSIOLOGI.
– Materi : BAB 2 Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial.
– Sub Materi : A. Interaksi Sosial.
– Halaman : 83-93
– Kelas/Semester : 7 (Tujuh)/1 (Gasal).
– Tahun Pelajaran : 2021-2022
– Pembina : Ibu Rina
– Alokasi Waktu : 2 x 30′ atau 2 jampel.
A. Materi.
– Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial.
A. Makhluk Individu:
1. Makhluk yang diciptakan secara sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa.
2. Makhluk yang bisa bertahan hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan makhluk lain.
3. Makhluk yang memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa.
B. Makhluk Sosial:
1. Makhluk yang tidak dapat bertahan hidup sendiri dan membutuhkan bantuan makhluk lain.
2. Makhluk bermasyarakat.
– Manusia disebut Makhluk Sosial karena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
– Pengertian Interaksi Sosial.
1. Hubungan aksi dan reaksi seseorang dalam hubungannya dengan individu atau kelompok lain.
2. Merupakan proses yang dihadapi oleh kesadaran adanya orang lain dan seseorang tersebut memerlukan respons terhadap tindakan orang lain.
3. Hubungan sosial yang saling mempengaruhi antara manusia satu dengan manusia lainnya.
– Jenis Interaksi Sosial ada 2, yaitu:
1. Interaksi Sosial Asosiatif.
2. Interaksi Sosial Disosiatif.
– Arti Interaksi Sosial Asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif, yang mengarah pada kesatuan dan kerjasama.
– Arti Interaksi Sosial Disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.
– Tokoh-tokoh Interaksi Sosial:
1. Gilin.
2. Macionis.
3. Broom dan Selznic.
4. Kimball Young dan Raymond W. Mack.
5. Homans.
6. Bonner.
– Syarat terjadinya Interaksi Sosial ada 2:
1. Kontak Sosial.
* Cara yang dilakukan seseorang dalam proses interaksi sosial.
2. Komunikasi.
* Kegiatan saling menafsirkan perilaku (gerakan fisik, pembicaraan atau sikap), dan perasaan-perasaan yang tersampaikan.
– Ciri-ciri Interaksi Sosial:
1. Jumlah pelaku lebih dari satu orang karena membutuhkan aksi dan reaksi.
2. Adanya komunikasi menggunakan simbol-simbol tertentu, yang harus dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi agar berjalan lancar.
– contoh: penggunaan Bahasa.
3. Dalam interaksi sosial juga ada dimensi waktu (masa lalu, kini dan masa depan).
4. Adanya tujuan ya g ingin dicapai, untuk menentukan apakah interaksi akan mengarah kepada kerjasama atau mengarah kepada pertentangan.
– Bentuk-bentuk interaksi sosial Asosiatif:
1. Kerjasama. yaitu: suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
– Bentuk kerjasama di Indonesia dikenal dengan nama gotong-royong.
– Ada 5 bentuk kerjasama:
a. Kerukunan.
b. Bargaining.
c. Kooptasi.
d. Koalisi.
e. Joint Venture.
2. Akomodasi, yaitu upaya atau proses untuk mengatasi ketegangan.
– Tujuan: mengurangi perbedaan pandangan dan pertentangan serta untuk mencegah terjadinya konflik.
– Jenis-jenis akomodasi:
1. Koersi.
2. Mediasi.
3. Konsiliasi.
4. Kompromi.
5. Arbitrase.
6. Toleransi.
7. Stalemate.
8. Ajudikasi.
3. Akulturasi:
a. Penerimaan unsur-unsur baru untuk menjadi suatu kebudayaan baru untuk menjadi suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur-unsur yang lama.
b. Merupakan hasil dari perpaduan dua kebudayaan yang berbeda.
4. Asimilasi, yaitu: usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
– Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Disosiatif:
1. Kompetisi atau persaingan, yaitu suatu hal yang dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik.
2. Kontravensi, yaitu sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan atau konflik terbuka.
– Kontravensi adalah proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
– Macam-macamnya adalah: Kontravensi umum, sederhana, intensif, rahasia, dan taktis.
3. Konflik Sosial/pertikaian, yaitu hal yang terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan.
– Ditandai dengan: ancaman, kekerasan, kontak fisik antar pihak-pihak yang bertentangan.
– Faktor-faktor yang mempengaruhi berlangsungnya suatu proses interaksi sosial:
1. Imitasi.
2. Sugesti.
3. Identifikasi.
4. Simpati.
B. Tugas.
01. Silakan berdoa dulu sesuai dengan agama dan kepercayaan kalian masing-masing.
02. Siapkan Buku Paket IPS Kelas 7 kalian. Baca Bab 2 halaman 83-93.
03. Tulis Judul Bab2 Materi A dan tulis tanggal serta hari pengerjaan tugas (hari ini).
04. Jangan lupa tulis juga nama lengkap, nomor urut absen, dan kelas kalian.
05. Silakan tulis soal dulu di buku tugas kalian.
06. Siapkan Buku Kamus Populer atau Buku Kamus IPS atau kuota internet.
07. Carilah dan atau susunlah kata-kata yang diacak di bawah ini di Buku Paket IPS:
01. TEKMIPOSI.
02. TESGUSI.
03. TAMPISI.
04. BARANGGINI.
05. TOPOSAKI.
06. LOKASII.
07. VARINNESTON.
08. ASOSINILIK.
09. NOSTALERI.
10. SALAMETET.
11. KISADUJIA.
12. ROMIKPOM.
13. RARABISIT.
14. SAMIDIE.
15. VUTOREJENNIT.
16. LISAMISIA.
17. TRULISAKAU.
18. FIKKNOL.
19. DOMISAKAO.
20. FASITASIO.
08. Kerjakan soal acak kata di Buku Tugas kalian.
09. Tulislah dengan spidol warna-warni.
10. Gunakan daya kreasimu untuk membuat karya terbaik.
11. Selamat mengerjakan dan Semoga Sukses.
12. Jangan lupa untuk mengisi daftar absen di WAG Kelas.
13. Ibu tunggu hasil karya tugas kalian pada saat pertemuan tatap muka.
14. Tetap patuhi Protokol Kesehatan (PROKES), yaitu: 5M
15. Stay Healthy, Stay Safe, and Stay at Home.
Silahkan klik link berikut :
di kutip dari : “Guru Belajar Seri Pengelolaan Pembelajaran di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif”
Tujuan
Peserta pelatihan dapat memahami konsep desain universal, konsep desain universal untuk pembelajaran (Universal Design for Learning/UDL), tujuan UDL, dan prinsip-prinsip UDL dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan membaca modul, menonton film, melakukan pengumpulan data potensi sekolah, serta menganalisisnya sebagai bahan pertimbangan dalam implementasi UDL sebagai kerangka penyusunan rencana pembelajaran di sekolah.
Kompetensi Dasar
Peserta pelatihan memiliki kemampuan untuk menjelaskan definsi desain universal beserta prinsip-prinsipnya, menjelaskan definisi, konsep dan prinsip desain universal untuk pembelajaran (Universal Design for Learning/UDL) serta mampu mengumpulkan dan menganalisis potensi dan tantangan yang dimiliki sekolah dan memanfaatkannya sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun rencana pembelajaran berdasarkan kerangka kerja UDL.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Dalam setting pendidikan inklusif, guru dihadapkan pada keragaman peserta didik baik dalam potensi, tantangan maupun kebutuhannya. Hal ini tentu saja dapat menjadi stimulus yang positif bagi guru untuk terus mengembangkan rencana pembelajaran yang dapat mengakomodasi keberagaman di kelasnya.
Universal Design for Learning (UDL) atau desain universal untuk pembelajaran adalah sebuah kerangka pembelajaran bagi peserta didik dengan kebutuhan belajar yang beragam dan menekankan pada pembejalaran yang fleksibel, bermakna serta keterlibatan. UDL dapat dijadikan sebagai kerangka kerja bagi guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang lebih efektif di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI).
Materi pada modul ini membahas apa itu desain universal, implementasi desain universal untuk pembelajaran, konsep dasar UDL, definisi, tujuan dan prinsip-prinsip UDL. Peserta pun akan belajar melakukan pengumpulan data dan informasi terkait dengan potensi dan tantangan sekolah serta menganalisisnya guna mendukung implementasi UDL sesuai dengan pembelajaran di sekolah masing-masing.
ada aktivitas pertama ini, Anda akan belajar mengenai bagaimana sebuah desain yang dibuat dapat mengakomodir keberagaman, atau yang dikenal dengan desain universal.
Lalu jawablah pertanyaan berikut!
1.Jelaskan menurut Anda, apa perbedaan tangga A dan tangga B dari segi desainnya?
2Jelaskan menurut Anda, kondisi orang seperti apa yang akan sulit menggunakan tangga A?
3.Menurut Anda desain tangga mana yang lebih universal, dan jelaskan mengapa?
4.Menurut Anda apa manfaat dari desain universal ketika digunakan untuk merancang sebuah bangunan?
5.Menurut Anda apa saja yang harus dipertimbangkan oleh seorang desainer untuk merancang sebuah bangunan berdesain?
Pada aktivitas kedua ini, Anda dapat menonton video dan membaca bahan bacaan yang dapat membantu memahami mengenai konsep desain universal untuk pembelajaran (Universal Design for Learning/UDL).
silahkan simak vidio berikut :
Tugas-Aktivitas-3-Asesmen-Potensi-Sekolah
Desain universal adalah desain dan komposisi dari suatu lingkungan sehingga dapat diakses, dipahami, dan digunakan semaksimal mungkin oleh semua orang tanpa memandang usia, ukuran, kemampuan, atau kecacatannya (Otoritas Disabilitas Nasional, 2019).
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai desain dapat dipelajari pada link berikut:
http://universaldesign.ie/What-is-Universal-Design/
https://www.ypedulikasihabk.org/2018/10/11/desain-universal-desain-untuk-semua-orang/
UDL adalah kerangka kerja dengan seperangkat prinsip untuk belajar dan mengajar, berdasarkan wawasan ilmiah tentang bagaimana manusia belajar untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pengajaran serta pembelajaran bagi siswa dengan kebutuhan belajar yang beragam, termasuk, siswa penyandang disabilitas.
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai desain dapat dipelajari pada link berikut:
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai desain dapat dipelajari pada link berikut:
di kutip dari : “Guru Belajar Seri Pengelolaan Pembelajaran di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif”
Program Ayo Guru Belajar Seri Pengelolaan Pembelajaran di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) merupakan kegiatan yang dirancang oleh Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus untuk menjawab tantangan guru-guru di SPPI agar mereka mampu melayani keberagaman peserta didik di kelasnya masing-masing.
Peserta didik penyandang disabilitas di SPPI memerlukan bimbingan khusus untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Setiap peserta didik memiliki potensi, hambatan, dan kebutuhan berbeda, oleh karena itu program pembelajaran bagi peserta didik yang bersangkutan mestinya dibedakan dengan peserta didik lainnya.
Guru dan/atau tenaga kependidikan (Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah) di SPPI diharapkan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif guna bisa melayani dan membimbing peserta didik penyandang disabilitas. Program Guru Belajar dan Berbagi seri Pengelolaan Pembelajaran ini menjadi solusi anternatif untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan dan pemahaman guru yang bersangkutan. Di sisi lain, program ini juga memberikan pengalaman langsung kepada guru dalam mengikuti pelatihan secara daring.