materi literasi
silahkan klilk disini
HASIL PRAKTIK PRAKARYA KELOMPOK 1 KELAS 9C
Anggota Kelompok :
- JAUZA SASI KIRANA (9)
- KAYLA RAHMAANIA FATHI(10)
- ELSA AYU FEBRIANTI (6)
- DARY AGUS DWI RISTIAWAN (4)
- IBA TEGAS BERKAH RAMADHAN (8)
HASIL PRAKTIK PRAKARYA KELOMPOK 3 KELAS 9C
Anggota Kelompok :
- BINTANY KHANSA ATHAYA (2)
- DEKA MAULANA PUTRA (5)
- GALANG SAPUTRA (7)
- PUTRI AGUSTINA RAMADHANI (18)
- ZAHRA SYIFA RAMADHANI(30)
- ZAKIA RAMADANI (32)
HASIL PRAKTIK PRAKARYA KELOMPOK 5 KELAS 9C
Anggota kelompok :
- LAILATUL ANISA RAMADHANI (11)
- LISTIANA SETIA PUTRI (12)
- M. AKHYANI SAPUTRA (13)
- MICHAEL ODILO SINAGA (14)
- QOTHRUNNADA (19)
Strategi Pembelajaran Inkuiri Bermuatan Karakter dalam Pembelajaran Matematika
Di susun Oleh:
Lusi Weni Irmayanti, S.Pd.
Guru Matematika SMP Negeri 1 Margasari
Pendidikan karakter mulai banyak dibicarakan di kalangan masyarakat awam maupun di dunia Pendidikan sejak tahun 2010. Banyak media dan pakar pendidikan, maupun tokoh masyarakat memberikan rekomendasi agar Pendidikan karakter segera diberlakukan. Di lain pihak, berbagai persoalan yang dihadapi bangsa kita makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan Pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan Pendidikan.
Di Indonesia, Pendidikan karakter telah dibahas secara tuntas oleh Ki Hadjar Dewantara dalam kedua karya monumentalnya Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan karakter yang sekarang didengung-dengungkan oleh Kemendiknas sebenarnya hanya istilah lain dari Pendidikan Budi Pekerti dalam pemikiran Ki Hadjar Dewantara (Ki Hadjar Dewantara, 1968).
Pendidikan karakter bangsa yang berbasis pada pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) memainkan fungsi penting dalam hidup warga bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Secara nasional, fungsi pendidikan karakter bangsa adalah (Kemendiknas, 2010:7):
Fungsi Pengembangan: yang secara khusus disasarkan pada peserta didik agar mereka menjadi pribadi yang berperilaku baik, berdasarkan pada kebajikan umum (virtues) yang bersumber pada filosofi kebangsaan di dalam Pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik diharapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra budaya bangsa. Dengan kata lain, dari perilaku peserta didik, yang adalah warga bangsa, orang dapat mengetahui karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Fungsi Perbaikan: yang secara khusus diarahkan untuk memperkuat pendidikan nasional yang bertanggungjawab terhadap pengembangan potensi dan martabat peserta didik. Dengan fungsi ini pula, pendidikan karakter bangsa hendaknya mencapai suatu proses revitalisasi perilaku dengan mengedepankan pilar-pilar kebangsaan untuk menghindari distorsi nasionalisme.
Fungsi Penyaring: terkait dengan fungsi perbaikan tadi, dalam fungsi penyaring ini sistem pendidikan karakter bangsa dikembangkan agar peserta didik dapat menangkal pengaruh budaya lain yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Fungsi ini bertujuan meningkatkan martabat bangsa.
Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Membangun karakter bangsa melalui Pendidikan merupakan solusi terbaik. Pendidikan karakter dimulai dari pendidikan informal, dan secara paralel berlanjut pada pendidikan formal dan non formal
Pembangunan karakter bangsa bukan hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila atau sekarang menjadi PPKn maupun Pendidikan Agama, melainkan semua mata pelajaran termasuk Matematika, IPA, IPS, PJOK, dan lainnya.
Pada pembelajaran Matematika penanaman nilai-nilai karakter melalui penggunaan strategi pembelajaran aktif menyenangkan yaitu strategi pembelajaran inkuiri yang bermuatan karakter merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered approach).
Wina Sanjaya (2007) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis, analitis, dan dialektis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada perkembangan mental (intelektual) peserta didik.
Inkuiri pada dasarnya adalah suatu ide yang kompleks, yang berarti banyak hal, bagi orang, dalam banyak konteks (Nurhadi dkk, 2004: 43). Menemukan merupakan bagian inti dari bagian pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Pada pembelajaran matematika penggunaan strategi pembelajaran inkuiri bermuatan karakter yaitu dengan menerapkan langkah-langkah berikut:
Orientasi
Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik belajar.hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peseta didik.
Merumuskan masalah
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh peserta didik. Peserta didik akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permaslahan yang sedang dikaji harus memiliki landasan berpikir yang kuat, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat rasional dan logis.
Mengumpulkan Data
Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bermuatan karakter peserta didik memiliki keunggulan, diantaranya peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi, sampai menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri, peserta didik memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik, memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing, dan membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam menstransfer konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru. Dengan harapan peserta didik memiliki karakter rasa ingin tahu, kerja keras, kreatif, inovatif, mandiri dan disiplin.
INOVASI GURU SYAMSUL HUDA PADA MAPEL PRAKARYA
IDENTITAS KARYA
Judul : CETGER (Cetakan Hanger) Tingkatkan Hasil Praktek Prakarya Pada Pembelajaran Berdiferensiasi
Nama Lengkap : Syamsul Huda
Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Margasari Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah
Surel/Email : syamsulhuda22@guru.smp.belajar.id
DESKRIPSI KARYA
A. Pendahuluan
SMP Negeri 1 Margasari merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berada di Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah yang memiliki 27 rombongan belajar dengan jumlah murid sebanyak 842 siswa. Pada raport pendidikan tahun 2023 SMP Negeri 1 Margasari ada 6 situasi yang dihadapi oleh satuan pendidikan saya saat ini diantaranya yaitu : 1) Persentase jumlah peserta didik yang telah mencapai kompetensi minimum untuk Kemampuan Literasi tahun ini 95,56%, naik 4,45 dari tahun 2023 (persentase 91,11%). 2) Persentase jumlah peserta didik yang telah mencapai kompetensi minimum untuk Kemampuan Numerasi tahun ini 88,89%, naik 22,22 dari tahun 2023 (persentase 66,67%). 3) Nilai capaian Karakter Anda tahun ini 55,57, naik 2,59 dari tahun 2023 (52,98). 4) Nilai capaian Iklim Keamanan Satuan Pendidikan Anda tahun ini 68,88, naik 2,23 dari tahun 2023 (66,65). 5) Nilai capaian Iklim Kebhinekaan Anda tahun ini 73,47, naik 6,49 dari tahun 2023 (66,98). 6) Nilai capaian Kualitas Pembelajaran Anda tahun ini 62,09, naik 4,18 dari tahun 2023 (57,91).
Dari 6 situasi yang dihadapi oleh satuan pendidikan saya saat ini SMP Negeri 1 Margasari mendapati nilai capaian sedang pada situasi ke 6 yaitu Nilai capaian Kualitas Pembelajaran Anda tahun ini 62,09, naik 4,18 dari tahun 2023 (57,91). Sedangkan sudah 3 tahun pelajaran SMP Negeri 1 Margasari mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dimana salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan yaitu pembelajaran yang berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi penting dilaksanakan mengingat kondisi siswa yang tidak sama, sehingga pembelajaran dapat memungkinkan guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi juga dianggap mampu meningkatkan motivasi dan hasil siswa di dalam pembelajaran karena pembelajaran disesuaikan dengan gaya belajar, kemampuan, dan minat siswa dalam belajar.
B. Isi
- Situasi
Salah satu prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yaitu : 1) pembelajaran harus berorientasi pada kebutuhan dan minat siswa, serta mendorong mereka untuk menjadi pembelajar aktif. 2) pembelajaran harus mengakomodasi perbedaan individual siswa dalam hal gaya belajar, kemampuan, dan minat. 3) materi pembelajaran harus dihubungkan dengan pengalaman nyata siswa sehingga lebih bermakna dan mudah diingat. 4) pembelajaran harus menciptakan suasana yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar.
Dengan melihat salah satu prinsip pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran harus mengakomodasi perbedaan individual siswa dalam hal gaya belajar, kemampuan, dan minat. Kondisi yang berbeda terjadi di kelas yang saya mampu pada saat mata pelajaran prakarya yaitu kelas 7E di SMP Negeri 1 Margasari. Dengan jumlah siswa 32 orang yang memiliki perbedaan dalam berbagai aspek di mana pembelajaran yang saya rancang dan lakukan tidak memperhatikan kebutuhan belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rendahnya motivasi belajar siswa yang mengakibatkan serta berdampak pada hasil belajar siswa saat praktek yaitu produk hanger yang dihasilkan jadi tidak maksimal, tidak simetris dan tidak estetis. Data tersebut saya dapatkan dari assessment awal dan melihat hasil produk sebelumnya.
- Tantangan
Menghadapi kondisi pembelajaran prakarya yang sebelumnya dan menganalisis hasil asesmen awal dan hasil produk pembelajaran praktek membuat hanger serta refleksi hasil pembelajaran praktek. Saya untuk mencoba sharing bersama teman dan meningkatkan literasi dalam situasi kondisi pembelajaran yang saya alami dengan meliterasi pembelajaran diferensiasi yang ada PMM atau Platform Merdeka Mengajar serta mengingat kembali capaian tujuan pembelajaran yang saya harapkan. Dan dua tantangan yang ada saya dapatkan pada saat pembelajaran prakarya yaitu : 1) Kurangnya motivasi belajar siswa pada saat praktek membuat hanger. 2) Hasil produk hanger yang dibuat tidak maksimal bahkan tidak simetris dan tidak estetis.
Dari dua tantangan yang muncul, pertama motivasi belajar siswa yang rendah saya simpulkan dapat diatasi dengan cara membuat penyajian media pembelajaran yang lebih menarik untuk menambahkan motivasi belajar siswa dengan cara saya menyiapkan tutorial sederhana cara membuat hanger yang saya unggah lewat youtube dan linknya saya lekatkan di website SMP Negeri 1 Margasari dengan maksud supaya mudah diakses oleh siswa lewat Handphone masing masing. Tantangan yang kedua menghasilkan sebuah produk yang sama standar simetris dan estetis dari berbagai macam karakteristik siswa yang ada, saya membuat inovasi cetakan hanger disingkat CETGER yang bertujuan untuk bisa mengatasi hasil praktek siswa yang diinginkan yaitu mendekati standar pabrik, simetris dan estetis.
- Aksi
Saya sebagai guru prakarya merasa bertanggung jawab akan tantangan ini. Tantangan tentang memotivasi siswa saat pembelajaran dan menghasilkan produk yang lebih baik walaupun diproduksi dari anak SMP. Pertama atau awal saya melakukan aksi yaitu berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam hal ini bapak Drs. Winarko, M.Pd. dan berdiskusi dengan rekan sejawat pada waktu waktu istirahat.
Pada saat pembelajaran prakarya kami melakukan assessment awal yang berfungsi untuk memotret kondisi awal dari cara siswa belajar di sini saya menggunakan Google formulir yang linknya di lekatkan di website SMP Negeri 1 Margasari. Kemudian tidak lupa melakukan kesepakatan belajar atau mengingatkan kesepakatan belajar yang di buat bersama. Setelah itu membagi beberapa kelompok sesuai dengan minat belajarnya masing-masing, yang audio visual bisa melakukan melihat video tutorial yang saya sediakan pada website SMP Negeri 1 Margasari terlebih dahulu. Dan yang kinestetik mendapatkan kesempatan untuk mencoba praktek terlebih dahulu dengan bimbingan saya sebagai gurunya. Selanjutnya siswa yg cara belajar nya dengan audio visual mendapatkan pengimbasan dari siswa kinestetik.
- Refleksi
Seorang guru setelah melakukan pembelajaran, merupakan sebuah kebutuhan untuk melakukan kegiatan refleksi hasil pembelajaran. Maka pada mata pelajaran prakarya yang saya lakukan, pertemuan pembelajaran praktek membuat hanger dengan media CETGER atau cetakan hanger saya melakukan refleksi bersama siswa. Dengan cara siswa mengisi google formulir yang telah saya buat dan link tersebut diletakkan di website SMP Negeri 1 Margasari dengan menggunakan smart phonenya masing-masing. Sekaligus untuk mengetahui berapa besar tingkat kepuasan dan motivasi siswa pada pembelajaran praktek hanger yang sudah dilakukan. Dari itu saya bisa mengetahui langsung dari hasil refleksi yang telah di respon dengan cara mengisi google form yang di tunggu sampai berhasil dikirim.
Setelah melihat hasil respon jawaban siswa pada refleksi bersama, ternyata berdasarkan ringkasan respon siswa di angka 96,0% merasa puas setelah praktek menggunakan alat cetakan hanger dan 93,8 % termotivasi pada saat pembelajaran praktek membuat hanger. Selain itu melihat produk yang dihasilkan juga cukup maksimal, estetis dan simetris . Dengan demikian bisa dikatakan motivasi yang saya lakukan itu berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat membuat hanger dengan mandiri estetis dan simetris.
C. Penutup
Pada saat pembelajaran praktek membuat hanger selesai, saya melakukan umpan balik atau testimoni dari perwakilan siswa, rekan guru, kepala sekolah dan orang tua siswa. Yang pernama dari siswi shodiqot menyatakan sebelumnya siswa tidak yakin dan tidak bisa membuat hanger setelah siswa melihat tutorial cara membuat hanger saya jadi bisa membuat hanger dengan mandiri dan mengucapkan terima kasih kepada pak Syamsul Huda mapel prakarya. Siswa kedua bernama Adiya menyatakan pendapatnya setelah praktek pembelajaran prakarya membuat hanger siswa juga tidak yakin akan bisa membuatnya setelah melihat tutorial dan alat membuat hanger dia merasa senang dan berterima kasih telah berhasil membuat hanger secara mandiri dan juga mengucapkan terima kasih kepada pak Syamsul Huda mapel prakarya. Siswa ketiga bernama Anindia juga mengatakan sebelumnya siswa juga tidak yakin dan tidak bisa membuat hangat tetapi setelah saya melihat tutorial membuat hangat dan alatnya siswa yakin membuat hanger dengan mandiri serta mengucapkan terima kasih kepada pak Syamsul Huda maupun prakarya. Sedangkan testimoni dari rekan guru yang pertama dari bapak Ragil menyatakan melihat inovasi bapak Syamsul Huda tentang pembelajaran membuat hanger ternyata bisa memotivasi anak untuk belajar lebih giat lagi dan bisa memotivasi untuk guru-guru supaya bisa membuat dan berinovasi seperti bapak Syamsul Huda. Testimoni regak guru kedua bapak Aji Bandhi menyatakan pembelajaran bapak Syamsul Huda pada pembelajaran prakarya di mana siswa diajak untuk berkarya membuat gantungan pakaian dan ternyata setelah diadakan pembelajaran tersebut siswa menjadi termotivasi, yaitu motivasi untuk berkarya. Ternyata mereka itu bisa dan hasil dari karya mereka ternyata juga memang memuaskan untuk siswa itu sendiri.
Tidak lupa juga bapak kepala SMP Negeri 1 Margasari yaitu bapak Winarko ikut juga memberikan testimoninya yang menyatakan terkait dengan pembelajaran prakarya yang bersangkutan dalam hal ini pak Syamsul Huda telah menghasilkan satu inovasi CETGER atau cetakan hanger, inovasi ini akan menghasilkan satu hasil yang mendekati pada satu produk pabrik. Mudah-mudahan inovasi yang telah dibuat bapak Syamsul Huda ini menjadikan satu motivasi bagi bapak ibu guru yang lain. Sedangkan testimoni dari perwakilan orang tua siswa dari Adiya yaitu ibu Dian Kurniawati membuat pernyataan senang sekali melihat anaknya di usia seumuran SMP sudah bisa membuat karya seperti halnya hanger hasilnya cakep seperti buatan pabrik, beliau kasih contoh yang buatan pabrik dan buatan anak-anak sekolahan sangat mirip tidak ada bedanya jadi bangga dan bagus anak-anak sekarang sudah mempunyai kreatifitas untuk memulai berwirausaha membuat karya sedini mungkin. Terakhir dari saya Syamsul Huda menyatakan bahwa praktik baik yang saya lakukan semoga bermanfaat untuk rekan guru-guru se-indonesia terkhusus guru mata pelajaran prakarya. Juga menyampaikan pesan jangan lupa prinsip prakarya berkarya tidak harus sempurna yang penting ada usaha jangan lupa disertai dengan doa.
Demikian pembelajaran berdiferensiasi dengan Judul : CETGER (Cetakan Hanger) Tingkatkan Hasil Praktek Prakarya Pada Pembelajaran Berdiferensiasi yang telah saya lakukan. Semoga dengan praktek baik ini dapat memberikan inspirasi bagi rekan-rekan guru di Indonesia pada umumnya dan guru prakarya pada khususnya.