Di susun Oleh:
Lusi Weni Irmayanti, S.Pd.
Guru Matematika SMP Negeri 1 Margasari
Pendidikan karakter mulai banyak dibicarakan di kalangan masyarakat awam maupun di dunia Pendidikan sejak tahun 2010. Banyak media dan pakar pendidikan, maupun tokoh masyarakat memberikan rekomendasi agar Pendidikan karakter segera diberlakukan. Di lain pihak, berbagai persoalan yang dihadapi bangsa kita makin mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan Pendidikan karakter sebagai dasar pembangunan Pendidikan.
Di Indonesia, Pendidikan karakter telah dibahas secara tuntas oleh Ki Hadjar Dewantara dalam kedua karya monumentalnya Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan karakter yang sekarang didengung-dengungkan oleh Kemendiknas sebenarnya hanya istilah lain dari Pendidikan Budi Pekerti dalam pemikiran Ki Hadjar Dewantara (Ki Hadjar Dewantara, 1968).
Pendidikan karakter bangsa yang berbasis pada pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) memainkan fungsi penting dalam hidup warga bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Secara nasional, fungsi pendidikan karakter bangsa adalah (Kemendiknas, 2010:7):
Fungsi Pengembangan: yang secara khusus disasarkan pada peserta didik agar mereka menjadi pribadi yang berperilaku baik, berdasarkan pada kebajikan umum (virtues) yang bersumber pada filosofi kebangsaan di dalam Pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik diharapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra budaya bangsa. Dengan kata lain, dari perilaku peserta didik, yang adalah warga bangsa, orang dapat mengetahui karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya.
Fungsi Perbaikan: yang secara khusus diarahkan untuk memperkuat pendidikan nasional yang bertanggungjawab terhadap pengembangan potensi dan martabat peserta didik. Dengan fungsi ini pula, pendidikan karakter bangsa hendaknya mencapai suatu proses revitalisasi perilaku dengan mengedepankan pilar-pilar kebangsaan untuk menghindari distorsi nasionalisme.
Fungsi Penyaring: terkait dengan fungsi perbaikan tadi, dalam fungsi penyaring ini sistem pendidikan karakter bangsa dikembangkan agar peserta didik dapat menangkal pengaruh budaya lain yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Fungsi ini bertujuan meningkatkan martabat bangsa.
Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Membangun karakter bangsa melalui Pendidikan merupakan solusi terbaik. Pendidikan karakter dimulai dari pendidikan informal, dan secara paralel berlanjut pada pendidikan formal dan non formal
Pembangunan karakter bangsa bukan hanya menjadi tanggung jawab mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila atau sekarang menjadi PPKn maupun Pendidikan Agama, melainkan semua mata pelajaran termasuk Matematika, IPA, IPS, PJOK, dan lainnya.
Pada pembelajaran Matematika penanaman nilai-nilai karakter melalui penggunaan strategi pembelajaran aktif menyenangkan yaitu strategi pembelajaran inkuiri yang bermuatan karakter merupakan bentuk pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered approach).
Wina Sanjaya (2007) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis, analitis, dan dialektis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri menekankan kepada perkembangan mental (intelektual) peserta didik.
Inkuiri pada dasarnya adalah suatu ide yang kompleks, yang berarti banyak hal, bagi orang, dalam banyak konteks (Nurhadi dkk, 2004: 43). Menemukan merupakan bagian inti dari bagian pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Pada pembelajaran matematika penggunaan strategi pembelajaran inkuiri bermuatan karakter yaitu dengan menerapkan langkah-langkah berikut:
Orientasi
Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik belajar.hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peseta didik.
Merumuskan masalah
Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh peserta didik. Peserta didik akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala dilibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permaslahan yang sedang dikaji harus memiliki landasan berpikir yang kuat, sehingga hipotesis yang dimunculkan bersifat rasional dan logis.
Mengumpulkan Data
Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bermuatan karakter peserta didik memiliki keunggulan, diantaranya peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi, sampai menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri, peserta didik memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik, memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing, dan membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam menstransfer konsep yang dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru. Dengan harapan peserta didik memiliki karakter rasa ingin tahu, kerja keras, kreatif, inovatif, mandiri dan disiplin.